Rabu, 26 September 2012

Keanekaragaman Hayati Kritis


1.       Rumusan masalah           : apakah ada pengaruh penyusutan ekosistem hutan terhadap populasi harimau Sumatra yang terancam punah?
2.       Variabel manipulasi         : penyusutan ekosistem hutan :
o   Konversi lahan hutan untuk tujuan perkebunan, tambang, konsesi pembalakan, pembangunan jalan dan pembangunan infrastruktur lainnya
o   Pembalakan liar
o   Kebakaran hutan
Variabel respon                                : populasi harimau Sumatra yang terancam punah
3.       Hipotesis                             : ada pengaruh penyusutan ekosistem terhadap populasi harimau Sumatra yang terancam punah.

4.       Kesimpulan                        :
Penyusutan ekosistem hutan mempengaruhi populasi harimau Sumatra yang terancam punah
Populasi Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) di Provinsi Aceh dilaporkan terancam punah akibat penyusutan ekosistem hutan di daerah itu dalam beberapa tahun terakhir.
Populasi raja hutan di pulau Sumatra itu kini hanya 500 ekor, sementara di Aceh hanya terdapat 110-140 ekor dan itu data lama sekitar 20 tahun lalu.
Ada indikasi populasi Harimau Sumatra makin menurun akibat tingginya intensitas penyusutan ekosistem tempat harimau hidup. Penyusutan itu juga diakibatkan masih maraknya konversi lahan hutan.
Tempat tinggal mereka di hutan mulai diusik, dengan membuat lahan baru sehingga ekosistem dan habitat mereka semakin lama, semakin menyusut.
Konflik manusia-satwa (harimau) juga merupakan indikator berkurangnya habitat mereka. Kemungkinan habitat harimau semakin terancam karena ada konflik antara harimau dengan manusia.
Meskipun diakui tingkat perburuan hewan liar di Aceh dapat ditekan, namun tidak bisa dipungkiri kegiatan ilegal itu masih marak terjadi di provinsi yang sering dilanda bencana banjir tersebut.
Hutan Aceh merupakan hutan terluas di Sumatra, khususnya Ulu Maseen dan kawasan Leuser sebagai daerah konservasi harimau, yang diharapkan bisa menjadi kawasan yang dapat melindungi habitat harimau Sumatra di Aceh.
Serius monitoring
Pemerintah diharapkan serius untuk menjalankan program konservasi sehingga habitat harimau tetap terjaga yang ditindaklanjuti dengan monitoring sesuai tugas dan dilakukan secara kontinyu.
Namun bagian terpenting  adalah bagaimana semua elemen dapat meningkatkan partisipasi dalam peningkatan kesadaran menjaga ekosistem hutan yang merupakan bagian dari upaya pelestarian Harimau Sumatra.
Ini sebagai bagian dari upaya penguatan kapasitas monitoring, koordinasi dan komunikasi dalam menyukseskan program konservasi Harimau Sumatra.
60 ribu pohon untuk Harimau Sumatera
Saat ini, sudah hampir 60 ribu pohon terkumpul untuk restorasi habitat Harimau Sumatra. Jumlah pohon ini diperkirakan akan terus bertambah di masa yang akan datang.

Pohon-pohon tersebut terkumpul berkat kompetisi "Sahabat Hutan" yang digelar WWF-Indonesia dan WWF-Jerman yang telah memasuki tahap ketiga. Pada tahap ini keenam finalis telah dibagi menjadi tiga tim. Setiap tim berisi 1 peserta dari Indonesia dan 1 peserta dari Jerman.

Kompetisi ini memanfaatkan situs web jaringan sosial sebagai ajang para peserta menyuarakan kepedulian mereka terhadap keanekaragaman hayati dan konservasi hutan. Lewat blog yang mereka bangun bersama dan perbarui secara berkala, para finalis mengajak pendukungnya untuk berkontribusi langsung mendukung upaya rehabilitasi hutan habitat Harimau Sumatra.
WWF melihat maraknya penggunaan jejaring sosial, khususnya di kalangan usia muda, sebagai sebuah kesempatan positif untuk menyampaikan berbagai pesan pelestarian alam, termasuk rehabilitasi hutan. Kami melihat jejaring sosial memungkinkan komunikasi ke seluruh dunia secara real-time, cepat, dan menyenangkan.
Dukungan terhadap finalis akan diwujudkan dalam dunia nyata. Artinya, bakal lebih dari 60 ribu pohon akan ditanam demi memperbaiki habitat Harimau Sumatra. Kompetisi yang berlangsung sejak akhir Mei 2010 ini akan berakhir pada Agustus 2010. Pemenang akan mewakili Sahabat Hutan untuk berkunjung ke Taman Nasional Tesso Nilo Riau dan kawasan konservasi hutan dan air tawar di Schaalsee, Jerman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar