Sabtu, 23 Juni 2012

Mengencerkan Larutan (Pengenceran)

Di praktikum kemarin, setelah membuat larutan aku disuruh mengencerkan larutannya. Sebelumnya sempat bingung sih. tapi Akhirnya kelompok praktikum kami bisa. caranya:

1. Buat larutannya terlebih dahulu sesuai dengan prosedur membuat larutan.
untuk praktikum yang kemarin aku membuat 100ml larutan gula 0,2M

2. Tugas pengencerannya yaitu setengah volume dari larutan tersebut (50ml) menjadi 0,05M.
 pisahkan 50ml larutan tadi ke dalam gelas ukur lain.
agar kita mengetahui berapa volume air yang harus ditambahkan (Vair), maka kita hitung dengan rumus
M1 x V1 = M2 x V2 maka,
Mlarutan x Vlarutan = Mair x Vair
0,2 x 50 = 0,05 x Vair
10          = 0,05Vair
Vair       = 10/0,05
              = 200 ml
Jadi volume air yang harus ditambahkan sebesar 200ml.

3. Kemudian kita hitung molaritas campurannya. (volume campuran/V3 = V1 + V2 = 50 + 200 = 250ml)
M1 x V1 + M2 x V2 = M3 x V3
0,2 x 50 + 0,05 x 200 = M3 x 250
10 + 10 = 250M3
20 = 250M3
M3 = 20/250
       = 0,08M
Jadi, molaritas campurannya adalah 0,08M

Kesimpulan dari percobaan tersebut yaitu:
1. semakin encer larutan maka semakin kecil molaritasnya (dari 0,2M menjadi 0,08M)
2. molaritas berbanding terbalik dengan volume larutan

^_^ good luck

Prosedur Membuat Larutan

Beberapa waktu lalu, ada tugas praktikum kimia. 
yah.... bisa dibilang praktikum terakhir di semester 2. dan sekarang Alhamdulillah naik. dan.....masuk "IPA" :D
Nah, praktikumnya per kelompok itu ada 3 orang. Dan tentunya kalo praktikum itu ada laporannya.
Berikut ini, laporannya. semoga bermanfaat ^_^

Laporan Prosedur Membuat Larutan
Tujuan: mengetahui langkah-langkah membuat larutan.

Alat: gelas ukur, neraca.
Bahan: gula, air.

Cara kerja:
1. Menentukan molaritas larutan yang akan dibuat.
misalnya kita membuat larutan gula (Mr C12H22O11 = 342) 100ml dengan molaritas 0,2M
2. Mengukur massa gula menggunakan rumus M = g/Mr x 1000/ml
Maka, kita masukkan: M = g/Mr x 1000/ml
0,2 = g/342 x 1000/100
0,2 = 1000g/34200
1000g = 6840
g = 6,84g
3. Menimbang massa gula menggunakan neraca sesuai dengan hasil pengukuran dari rumus diatas.
4. Kemudian, melarutkan gula tersebut dengan air.
Dalam melarutkan 6,84g gula tersebut kita larutkan dengan 50ml air (setengah dari volume larutan yang akan dibuat). Setelah semua gula larut, kita masukkan larutan tersebut ke dalam gelas ukur. Kemudian, kita tambahkan dengan air hingga volumenya mencapai 100ml (volume yang diinginkan).
5. Jadilah 100ml larutan gula 0,2M

Jumat, 22 Juni 2012

Percaya Diri ?

   Rasa percaya diri atau PD merupakan sesuatu yang penting untuk kita agar bisa bersosialisasi dengan orang lain secara baik. Namun rasa percaya diri juga harus ditekan agar tidak berlebihan. Terkadang orang yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi memang sudah dididik oleh orang tuanya agar tidak merasa minder. Biasanya didikan yang mereka berikan tidak terlalu mengekang sehingga anak bisa mengekspresikan yang mereka inginkan dan membuatnya merasa percaya diri.
   Namun, disisi lain ada bahkan banyak orang yang merasa minder terhadap kemampuan yang ada pada dirinya. Sebaiknya hal itu segera diperbaiki dengan menguatkan rasa percaya diri mereka karena beberapa orang yang berhasil merupakan orang-orang yang percaya akan kemampuan atau bakat yang ada pada dirinya.
   Tidak ada kata terlambat untuk memperkuat rasa percaya diri. Kita bisa memulainya dengan melakukan hal-hal yang kecil. Misalnya, pertama, jika kita sedang berada dalam suatu perkumpulan yang baru contohnya di sekolah, di tempat kerja, di kereta, di bus, atau bahkan di suatu pengajian cobalah untuk berkenalan dengan orang baru yang ada di samping Anda. Hal itu akan menambah daftar teman Anda dan Anda akan memiliki wawasan yang lebih luas dari teman baru Anda itu setelah bercakap-cakap. Kedua, ambillah kesempatan yang terbuka untuk Anda. Maksudnya, apabila Anda ditunjuk untuk mengikuti suatu perlombaan bersedialah mengikutinya meskipun Anda tidak yakin. Namun, dengan adanya mereka memilih Anda, menunjukkan bahwa Anda mampu. Maka setelah itu Anda akan merasa lebih percaya diri dan Anda juga memiliki pengalaman tentang perlombaan itu.
   Demikian itu adalah beberapa cara untuk meningkatkan rasa percaya diri. Namun, masih banyak lagi cara lainnya. Intinya, Anda harus bertekad dan yakin terhadap kemampuan diri Anda.
^_^

Lupa - Lupa Ingat (di masa kecil)

     Kenangan masa kecil memang konyol. Namun, itu yang membuatku mengingatnya sepanjang masa. Cerita ini terjadi ketika aku masih duduk dibagku kelas 2 Sekolah Dasar.
     Saat itu, sekitar pukul 2 siang, Ibuku sedang memasak. Aku yang sedang bermain, terpaksa harus berhenti karena Ibu menyuruhku membeli cabai. Tempatnya tidak jauh, hanya sekitar 100 meter dari rumah. Ibu menyuruhku membeli cabai sebanyak setengah ons kemudian memberiku uang yang jumlahnya tidak lebih dari seribu rupiah. Pada saat itu, harga cabai memang masih murah.
***
     Aku mencoba mengingat-ingatnya. Kemudian aku bergegas membelinya. Setiba disana, ada beberapa orang yang juga sedang memilih aneka masakan yang dijual di tempat itu. Selain sayuran mentah, tempat itu juga menjual aneka masakan dan jajanan. Aku langsung mengatakan yang Ibu pesan. Setelah Ibu penjual mengerti, aku harus menunggu. Pada saat itu, aku belum mengerti berapa banyak satu ons itu, yang aku bayangkan satu ons itu sedikit. Namun, aku bingung sebab Ibu penjual menimbang cukup lama hingga bolak-balik mengambil cabai di gudangnya. "Padahal kan sedikit", itu yang ada di pikiranku.
     Setelah selesai, aku menanyakan harga cabainya. Ternyata uang yang diberikan Ibu masih kurang. Ibu penjual memperbolehkan aku membawa cabainya dulu dan memberikan uangnya setelah kembali. Karena itu, aku pulang dengan membawa cabai yang belum dibayar.
***
Setelah sampai di rumah, aku memberitahu Ibuku kalau uangnya kurang. Namun, Ibuku terkejut setelah melihat bungkusan cabai yang aku bawa kemudian berkata, "Kok, banyak sekali? Ini berapa?". Aku pun bingung. "Setengah kilo !", jawabku dengan lantang. Ibu sungguh terkejut. Kemudian beliau menjelaskan sambil menahan tawa, "Setengah ons nduk ! Bukan setengah kilo !". Betapa malunya aku mendengar itu. Aku malu untuk kembali kesana. Akhirnya kakakku yang kembali mengembalikan cabai itu.
     Kejadian itu menjadi pelajaran bagiku. Aku harus mendengar kaa-kata orangtua dan mengingat-ingatnya dengan baik. Karena jika tidak, malu juga yang akan menghampiri.
---=D---